Tanya:

Saya adalah seorang remaja yang pada tahun ini telah mengerjakan haji. Sepanjang perjalanan haji itu, saya sentiasa berdoa untuk meminta keyakinan dan menjauhkan dari rasa was-was yang sedang saya hadapi ketika itu. Tetapi setelah pulang ke tanah air, rasa was-was saya semakin buruk (bertambah) dari apa yang telah saya hadapi. Karena (rasa) ini, saya akan mengambil masa yang yang lama untuk mengerjakan perkara yang diwajibkan. Seperti berwudhu, sembahyang, mandi junub. Saya sentiasa memikirkan adakah wudhu saya sempurna, kata-kata atau lafaz yang saya sebut adalah betul dan lain-lain. Akibat masalah yang saya hadapi ini saya sering meninggalkan salat, padahal sesungguhnya saya tak ingin ini terjadi. Saya merasa malu dengan diri saya karena sebagai seorang yang telah mengerjakan haji sepatutnya menjadi contoh kepada yang lain.

Apa yang sepatutnya saya perbuat dengan masalah ini. Selain doa, adakah cara lain (jika ada)?

Mandi hadas besar (mandi junub), setelah berniat mandi, adakah memadai jika air mengalir diseluruh anggota badan atau perlukah kita menggosok-nggosok?

Sekian, terima kasih.

Shukri Tarif – Brunei Darussalam

Jawab:

Saudara H. Shukri yang baik,
Rasa was-was merupakan penyakit yang ada dalam jiwa manusia. Penyakit tersebut terkadang juga disebabkan oleh syaithan yang menggoda perasaan manusia agar manusia ragu dan bimbang. Maka kita senantiasa diperintahkan untuk meminta perlindungan kepada Allah dari was-was ini. Dalam surah an-Nas, "Katakan (wahai Muhammad) aku berlindung kepada Tuhannya manusia. Dzat yang memiliki semua manusia. Tuhan seluruh manusia. Dari kejelekan godaan syetan. Yang membisikkan kebimbangan di hati manusia. Dari golongan jin dan manusia" (Q.S. an-Nas).

Dari pendekatan agama, cara menghilangkan was-was adalah mulai melatih diri berprasangka baik terhadap Allah dan menanamkan keyakinan kepada diri kita bahwa Allah tidak membebani diri kita kecuali semampu kita. Nabi Muhammad pernah bersabda :"Bila kalian diperintah untuk menjalankan suatu ajaran, maka lakukan semampumu dan apabila kamu dilarang dari suatu tindakan maka tinggalkan ia secara total". Ketika kita berwudhu atau mendirikan salat, berarti kita menjalankan perintah Allah, maka kita lakukan itu semampu kita dengan meninggalkan rasa ragu yang ada dalam hati kita. Apakah wudhu dan salat kita diterima atau tidak, apakah wudhu dan salat kita sempurna atau tidak, kita serahkan itu semua kepada Allah dengan tanpa keraguan. Kita harus yakin bahwa Allah maha menerima akan semua ibadah kita baik yang sempurna maupun yang tidak. Kita juga harus berhusnuzzan (prasangka baik) terhadap Allah bahwa ibadah kita yang kurang sempurna akan diampuni oleh Allah karena kita telah berusaha sekuat tenaga.

Banyak orang yang mengalami was-was karena permasalahan niat, baik niat wudhu maupun salat. Mereka menjadi was-was karena berkeyakinan bahwa melakukan niat harus bersamaan dengan membasuh muka ketika wudhu secara tepat. Ada juga yang menjadi was-was karena keyakinan bahwa melafazkan dan melakukan niat salat harus bersamaan dengan mengangkat tangan ketika takbiratul ihram atau ketika mengucapkan Allahu akbar. Karena terlalu berkeyakinan seperti itu, dan akhirnya ia merasa kesulitan untuk melakukan niat secara bersamaan dengan membasuh muka ketika wudhu atau takbiratul ihram ketika salat.

Yang perlu kita ketahui, bahwa niat, baik dalam wudhu maupun salat sebenarnya masalah yang ringan dan cukup dengan sebersit rasa bahwa kita melakukan salat atau wudhu karena Allah. Itu suda h cukup. Adapun melafalkan dan melakukannya secara bersamaan dengan membasuh muka atau dengan takbiratul ihram itu hanya sunah.

Sebagai latihan, saya sarankan agar Saudara mencoba untuk berlatih menjalankan wudhu dan salat dengan tanpa melafalkan niyat, namun cukup dengan membaca basmalah ketika wudhu dan membaca Allahu Akbar ketika salat. Lakukanlah sekali saja setiap kali anda wudhu dan salat, jangan mengulang-ulang. Jika masih saja ragu, tinggalkan perasaan itu dan percayalah bahwa ibadah Saudara sah dan diterima Allah.

Bila latihan tersebut tetap gagal, maka saya sarankan agar Saudara berkonsultasi dengan psikiater untuk mencari solusi masalah yang saudara alami.

***
Mandi junub, cukup dilakukan dengan mengalirkan air ke seluruh anggota badan dan tidak perlu menggosok. Kita cukup melakukan itu dengan menyiramkan beberapa air ke badan kita dan tidak perlu kita teliti apakah seluruh badan kita telah tersiram air, namun cukup dengan dengan memperkirakan bahwa kita telah menyiram seluruh badan. Niat mandi junub juga tidak perlu kita lafalkan dengan ucapan tertentu, cukup kita membaca basmalah dan meyiramkan air mulai dari kepala kita.

Baca juga Fikih Keseharian(18) Do'a Mengusir Penyakit Was-was, yang diasuh oleh KH. A. Mustofa Bisri.

Wallahua'lam. Semoga membantu.

Muhammad Niam