Berikut ini adalah sebagian sikap-sikap terpuji yang dilakukan para ulama sholeh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan:
1. Dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Mereka selalu berharap datangnya Ramadhan dan ingin segera menyambutnya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:"Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan". Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi mereka, karena pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah yang tidak terkira.
2. Dengan pengetahuan yang dalam.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa.
3. Dengan doa
Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam lailatul qadar dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdo’a agar optimis melalui bulan Ramadhan.
4. Dengan tekad dan planning yang matang untuk mengisi Ramadhan
Niat dan azam adalah bahasa lain dari planning. Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Berapa kali dia akanmengkhatamkan membaca al-Quran, berapa kali sholat malam, berapa akan bersedekah dan membari makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama. Itulah planning yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya sekedar memplaning menu makan dan pakaian kita untuk Ramadhan. Begitu juga selama Ramadhan kita bertekad untuk bisa meraih taubatun-nasuuha, tobat yang meluruskan. Wallahu a'lam
Ustadz Muhammad Niam